7 Monumen Kisah Cinta Yang Tragis
Bangunan megah, monumen atau taman ternyata juga bisa menjadi saksi bisu bahwa cinta sejati benar-benar ada. Benda-benda bersejarah tersebut dibangun atas dasar nama cinta untuk mengenang pasangan yang sudah meninggal.
1. Padang rumput berbentuk hati di Inggris
Padang rumput ini dibuat oleh Winston Howes untuk mengenang Janet istrinya yang telah meninggal dunia pada tahun 1995 di usia 50 tahun. Janet sudah menemani Howes selama 33 tahun.
Setelah kematian istrinya, Howes merasa sangat sedih, lalu memutuskan membuat padang rumput berbentuk hati sebagai tanda cinta pada istrinya. Dalam waktu satu minggu Howes menanami padang rumput di dekat rumahnya dan mengaturnya sedemikian rupa supaya bagian ujung bentuk hatinya nanti menunjuk ke arah rumah masa kecil Janet di Wotton Hill.
2. Hutan Gitar di Argentina
Hutan gitar ini dibuat oleh Pedro Martin Ureta untuk mengenang kematian istri tercintanya Graciela. Pada tahun 1977, Graciela meninggal di usia 25 tahun karena pembengkakan pembuluh darah. Padahal saat itu, Ia sedang mengandung anaknya yang ke-5.
Sebelum meninggal dunia, Graciela punya keinginan untuk membentuk taman raksasa berbentuk gitar di lahan pertanian mereka. Tetapi, saat itu Ureta sedang sibuk dan tak bisa memenuhi keinginan istrinya. Salah satu putera Ureta mengatakan, pria itu menyesal karena ia tak sempat mewujudkan keinginan istrinya. Akhirnya, Ureta dan keempat anaknya mengubah lahan pertanian mereka menjadi hutan berbentuk gitar sesuai permintaan terakhir Graciela.
Sebelum meninggal dunia, Graciela punya keinginan untuk membentuk taman raksasa berbentuk gitar di lahan pertanian mereka. Tetapi, saat itu Ureta sedang sibuk dan tak bisa memenuhi keinginan istrinya. Salah satu putera Ureta mengatakan, pria itu menyesal karena ia tak sempat mewujudkan keinginan istrinya. Akhirnya, Ureta dan keempat anaknya mengubah lahan pertanian mereka menjadi hutan berbentuk gitar sesuai permintaan terakhir Graciela.
3. Kastil Koral di Florida - Amerika Serikat
Kastil koral di Hampstead, Florida ini merupakan monumen yang terbuat dari tumpukan batu koral yang dibuat oleh Edward Leedskalnin pada tahun 1920, Pria keturunan Amerika-Latvia ini membuat monumen untuk mengenang tunangannya Agnes Skuvst yang menghilang sehari sebelum hari pernikahan.
Setelah pindah dari Latvia, Leedskalnin mulai membangun kastil koral. Hingga saat ini, kastil koral Leedskalnin masih menjadi misteri bagi warga di Hamstead, karena kastil ini terbuat dari tumpukan batu koral utuh yang beratnya mencapai beberapa ton dan Leedskalnin membangun kastil ini sendirian. Anehnya, kastil ini punya kekuatan pondasi yang luar biasa. Monumen ini tak hancur atau bergeser sedikitpun meski di terjang badai Andrew tingkat 5 (badai Andrew paling parah). Leedskalnin juga membuat sebuah gerbang batu di depan kastil yang didesain dengan keseimbangan yang sangat sempurna, bahkan gerbang ini bisa dibuka hanya dengan dorongan jari.
Setelah pindah dari Latvia, Leedskalnin mulai membangun kastil koral. Hingga saat ini, kastil koral Leedskalnin masih menjadi misteri bagi warga di Hamstead, karena kastil ini terbuat dari tumpukan batu koral utuh yang beratnya mencapai beberapa ton dan Leedskalnin membangun kastil ini sendirian. Anehnya, kastil ini punya kekuatan pondasi yang luar biasa. Monumen ini tak hancur atau bergeser sedikitpun meski di terjang badai Andrew tingkat 5 (badai Andrew paling parah). Leedskalnin juga membuat sebuah gerbang batu di depan kastil yang didesain dengan keseimbangan yang sangat sempurna, bahkan gerbang ini bisa dibuka hanya dengan dorongan jari.
4. Taj Mahal di India
Taj mahal adalah monumen bersejarah peninggalan dinasti bangsa Mugha, yang merupakan makam megah milik Mumtaz Mahal, selir kesayangan Raja Shah Jahan yang meninggal dunia saat melahirkan. Bangunan megah di Agra ini terkenal dengan kubah raksasa yang terbuat dari batu pualam putih. Proses pembangunan Taj Mahal ini mengerahkan ribuan pekerja dan menghabiskan waktu selama 21 tahun, mulai dari tahun 1632 dan selesai pada tahun 1653.
5. Kuil Liang Shanbo di China
Kuil Liang Shanbo yang terletak di Shaojiadu, Gaoqiao, China ini adalah bangunan yang di persembahkan untuk memperingati kisah cinta tragis Liang Shanbo dan Zhu Yingtai atau yang lebih kita kenal dengan nama Sampek-Engtay.
Masyarakat sekitar percaya kalau kuil ini dulunya adalah makam persemayaman Sampek dan Engtay. Legenda China kuno mengisahkan, pada hari pernikahan Yingtai, secara misterius makam Shanbo tiba-tiba terbuka. Lalu, Yingtai terjun ke dalam makam kekasihnya dan cinta mereka bertemu di alam kematian.
6. Alcobaca di Portugal
Alcobaca atau Mosteiro de Santa Maria de Alcobaca adalah komplek makam para bangsawan keluarga raja yang dibangun atas perintah Afonso Henriques, raja pertama Portugal. Makam yang paling terkenal adalah makam marmer milik Raja Pedro I dan kekasihnya, Ines de Castro.
Pada jaman dulu, Ines dan Pedro adalah sepasang kekasih bangsawan. Hubungan keduanya membuat kaum bangsawan istana merasa terancam. Afonso IV, ayah Pedro memerintahkan membunuh Ines karena gagal memisahkannya dengan Pedro. Pedro sangat marah atas kejadian itu dan menghukum para pembunuh Ines.
Saat dinobatkan menjadi raja, Pedro mengumumkan Ines sebagai istrinya dan menobatkannya sebagai ratu yang sah. Lalu, sebagai persetujuan dari para bangsawan istana, ia memerintahkan semua orang untuk mencium tangan jenazah Ines yang diangkat dari kuburan. Lalu, Pedro memerintahkan untuk membangun makam khusus untuk dirinya dan Ines secara berdampingan. Pedro berharap, Ia dan Ines bisa saling memandang saat hari kebangkitan tiba.
7. Pohon cinta di pulau Kemaro - Sumatera Selatan
Kelenteng Hok Tjing Rio dan pohon cinta adalah saksi legenda cinta dari putri raja Sriwijaya Siti Fatimah dan pangeran dari China Tan Bun Ann yang lokasinya berada di pulau Kemaro, Sumatera Selatan.
Pada jaman dulu, orang tua Siti Fatimah meminta barang berharga dan restu orang tua pangeran Tan Bun Ann sebagai mahar pernikahan. Lalu, sang pangeran meminta kiriman barang berharga kepada orang tuanya di China. Orang tua Tan Bun Ann menutupi kiriman barang berharga dengan tumpukan sayuran agar tidak dicuri perampok.
Pada saat kiriman tiba, Tan Bun Ann merasa kecewa karena melihat peti-peti tersebut berisi sayuran lalu ia membuangnya ke sungai Musi. Saat peti terakhir pecah, ia baru menyadari bahwa ada uang dan emas di bawah sayuran. Akhirnya, Pangeran Tan Bun Ann tewas karena tenggelam di sungai musi saat memunguti maharnya. Mendengar kabar calon suaminya tewas, Siti Fatimah menyusul dan ikut terjun ke sungai Musi. Sebelum terjun ke sungai, Siti Fatimah sempat berkata, "Jika sebuah pohon tumbuh pada sebidang tanah di tempat aku tenggelam, maka itulah saksi cinta kami".
0 comments:
Post a Comment